Catatan Tante Elsa :
* Sabtu 21 Desember 2013, Dija menerima rapor pertamanya. Saat itu, Gurunya Dija sempat bercerita bahwa dua minggu terakhir ini, Dija kurang ekspresif di sekolah, kurang bersemangat, dan entah kenapa jadi pendiam, beda dari biasanya yang ceria. Beliau sempat bertanya, apakah ada sesuatu di rumah sehingga Dija berubah. Aku jadi bingung sendiri, karena dua minggu Dija di rumah, semuanya baik baik saja. Dija ceria seperti biasa dan sama sekali tidak ada perubahan. Akhirnya karena masih menjadi misteri, maka Gurunya memberiku PR untuk menanyai Dija tentang apa yang terjadi. Sayangnya, setelah penerimaan rapor, Dija berlibur ke rumah ayahnya selama dua minggu. Aku jadi tidak bisa bertanya pada Dija. Tapi menurut laporan, selama berlibur, Dija sangat ceria dan baik baik saja. Maka aku simpulkan, tidak ada masalah apa apa.
* Senin 6 Januari 2014, hari pertama masuk sekolah setelah liburan. Dija tampak kurang bersemangat, aku pikir itu karena sindrom liburan, yang terbiasa bangun agak siang, sekarang harus bangun pagi untuk sekolah. Tapi Dija termasuk gampang bangun pagi, mandi pagi (makan pagi tetep susah). Pakai seragam juga masih semangat. Tapi begitu hendak berangkat, Dija tiba tiba kurang semangat.
Sepulang sekolah, Bu Guru bercerita padaku, bahwa Dija menangis di sekolah. Aku terkaget kaget, ada apa gerangan. Bukankah selama ini sekolah adalah hal yang menyenangkan baginya?
Aku dapat PR lagi untuk menginterograsi Dija, kenapa nangis di sekolah.