Catatan Tante Elsa :
Ini cerita tentang minggu-minggu awal Dija sekolah di Playgroup Al Iman Jombang. Dija masuk pertama kali hari Senin tanggal 8 Juli 2013. Di hari pertamanya, Dija gak nangis karena seharian Dija didampingi Tante Elsa. Dija benar-benar gak mau ditinggal sedetik pun. Padahal sebelumnya, Bu Kepala Sekolah sudah bilang bahwa pada masa awal sekolah, orang tua hanya boleh mendampingi anaknya pada dua minggu pertama. Berhubung Dija masih playgroup, yang masuk sekolah hanya tiga kali seminggu, itu artinya pihak sekolah hanya memberi kesempatan beradaptasi didampingi orang tua hanya 6 kali pertemuan. Dija di lingkungan rumah tak banyak bergaul dengan teman sebaya, jadi Dija merasa kesulitan beradaptasi di lingkungan sekolah. Aku cukup ketar ketir soal ini... takutnya Dija butuh lebih banyak minggu....
Hari Kedua, Rabu 10 Juli 2013
Dija masih lengket ket ket, gak mau ditinggal sama sekali. Dija tampak tertarik dengan permaian dan nyanyian yang dilakukan Bu Guru, tapi Dija terlalu malu untuk mengikutinya. Dija lebih memilih untuk pegang kakinya Tante Elsa daripada ikut bermain.
Masuk sekolah jam 7.30 dan pulang 10.00 pagi. Tante Elsa masih ada di samping Dija sampai pukul 09.00. Dija bersedia ditinggal karena aku pakai alasan mau pipis ke kamar mandi. Waktu itu Dija di kelas. Duduk sendirian sambil cemberut. Dipegang gurunya, Bu Laila, Dija langsung marah. Tapi diajak ngomong masih mau. Bu Laila agak gak ngerti cara ngomongnya Dija yang cenderung cepat, jadi Dija makin kesal. Tapi menjelang jam 10, Dija sudah gak marah. Pulang sekolah juga sudah mau dipasangin sepatu oleh Bu Laila.
Waktu pulang sekolah, Aku sudah menunggu di depan kelas. Dan Dija langsung memelukku sambil menahan tangis. Dia bilang "Buk, jangan ditinggal dong Buk". Aku jadi terharu. Ketika pulang kami naik becak, sambil minum susu Dija mengulangi lagi permintaannya "Buk, jangan ditinggal dong Buk!"
Jadi trenyuuuh......
Hari Ketiga, Jumat 12 Juli 2013
Aku memutuskan untuk mulai "melepas" Dija. Harus tega, harus kuat. Ketika masuk sekolah, begitu di pagar sekolah Bu Guru sudah menyambut, Dija gak mau memberi salam. Aku menemaninya masuk. Jam 08.45 Aku meninggalkan Dija dengan alasan mau ambil HP yang ketinggalan di rumah. Dija langsung digendong Bu Laila, tapi sambil menitikkan air mata. Nangisnya ditahan. Dija lalu diam saja, gak mau ikut main. Dija kemudian ditolong Bu Zaky (Kepala Sekolah). Dari tempat persembunyian, Aku masih mengawasinya. Bu Zaky mengajak Dija bicara cukup lama. Akhirnya Dija mau diajak jalan-jalan keliling sekolah dengan Bu Zaky untuk mencari tantenya. Setelah keliling sekolah dan tidak menemukan tantenya, Dija bersedia masuk kelas dengan Bu Zaky.
Waktu pulang, aku kembali menunggu di depan pintu kelas. Begitu keluar, Dija langsung memelukku, tapi kali ini sambil tersenyum.
Hari Keempat, Senin 15 Juli 2013
Seperti sebelumnya, Dija gak mau melepas tanganku begitu tiba di sekolah. Jika tanganku terlepas, maka dia akan memegang kakiku erat-erat, atau bajuku, atau tasku, atau jilbabku. Hehehehe....
Tapi hari itu aku meninggalkannya lebih awal. Dan ternyata Dija menangis keras, menjerit jerit memanggil namaku. Bu Laila mendampingi Dija, menggendongnya hingga jilbab Bu Laila basah karena air mata Dija.
Bu Laila juga terus mengajak Dija bicara. Bahkan sempat berpura-pura menelponku agar segera menjemput Dija. Dija terus menangis, tapi dengan seksama mendengarkan telponnya Bu Laila. Ketika teman-teman nya yang lain masih upacara bendera, Bu Laila mendampingi Dija yang masih menangis kencang. Kasihan sekali melihatnya, ingin langsung menemuinya dan memeluknya agar tangisnya berhenti. Tapi ini waktunya belajar mandiri. Sekali lagi, harus tega, hiks
Lelah menangis, Dija pun mau masuk ke kelas sambil digandeng Bu Laila. Begitu semua anak masuk kelas, pintu kelas di tutup. Anak-anak tidak bisa melihat keluar jendela. Tapi Ibu-ibu bisa. Jadi, aku dan ibu ibu lain bergantian mengintip lewat jendela, tapi tetap waspada agar anak kami masing-masing tidak menyadarinya.
Pukul 10.00 waktunya pulang. Aku tidak menunggunya di depan pintu. Tapi dari tempat persembunyianku, aku melihat Dija sudah senyum... sudah mau mengambil sepatunya di rak. Meskipun belum mau pakai sepatu sendiri, dan belum mau berbaris dengan teman-temannya.
Aku menyambut Dija di depan sekolah, dan Dija berseri seri melihatku. Mulai bisa bercerita tentang sekolahnya. Bahkan aku diajak masuk lagi ke dalam kelasnya, Dija menunjukkan celengan plastik berbentuk ayam. Ada nama dan foto Dija di dada ayam itu. Dija dengan bangganya memasukkan uang koin ke dalam celengan. Sama sekali lupa tangisan nya beberapa jam sebelumnya.
Hari Kelima, Rabu 17 Juli 2013
Aku berusaha meninggalkannya lebih awal lagi, Dan Dija lagi lagi menangis histeris. Aku sudah menitipkan Dija pada Bu Laila, dan hari itu aku melihat Dija didampingi terus oleh Bu Lilik selama masa menangis. Tangisnya sudah mulai mereda saat di kelas. Dan Aku yang lagi lagi bergantian mengintip melalui jendela kelas, mulai bisa bernafas lega melihat Dija sudah mulai mau bergabung dengan yang lain.
Ketika waktu pulang sudah tiba, dari tempat persembunyianku, aku melihat Dija keluar paling awal. Mengambil sepatunya lebih dulu, dan meminta bantuan gurunya untuk memasang sepatu. Sementara Gurunya memasang sepatu dan mempersiapkan kepulangan Dija, Dija celingak celinguk mencariku. Tampak sekali dia berusaha mencari emaknya, di tengah kerumunan orang tua murid yang menyambut kepulangan anaknya.
Aku sudah menunggunya di depan sekolah, dan Dija tampak sumringah...berlari ke arahku lalu memelukku senang.
Hari Keenam, 19 Juli 2013.
Hari terakhir dari kesempatan dua minggu yang diberikan pihak sekolah. Tapi Dija masih juga tidak bisa dilepas. Bekerja sama dengan gurunya, Bu Lilik, aku berhasil melepaskan diri dari Dija. Meskipun Dija masih juga menangis keras, histeris dan awalnya sempat meronta ronta ketika Bu Lilik hendak menggendongnya, tapi aku harus belajar tega meninggalkannya.
Pukul 08.45 aku meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah. Di rumah, kepikiran terus. Gimana kabar Dija, apakah sudah berhenti menangisnya.... hiks...
Pukul 09.00 Aku kembali ke sekolah. Mengintipnya di kelas, Dija baik baik saja. Dia sedang berganti baju dengan teman-teman yang lain. Memang sekolah Dija agak unik, karena setiap hari anak-anak membawa baju ganti ke sekolah. Begitu hendak istirahat, seisi kelas beramai ramai berganti pakaian. Dari baju seragam ganti ke baju bermain (biasanya berbahan kaus agar anak anak nyaman). Hingga pulang sekolah, anak-anak tetap memakai baju bermainnya.
Maaf, Foto berikut agak buram dan gak fokus ke Dija. Tapi Dija terlihat sudah berganti baju, dan duduk manis di dekat whiteboard.
Ketika sudah dekat waktunya pulang, dan anak anak berbaris untuk bersama sama menuju pintu keluar, Dija tampak sudah tak sabar. Dia mendahului barisannya, dan celingak celinguk melihat ke arah pintu keluar. Pasti dia berharap secepatnya dijemput. Sabar ya Nak....
Alhamdulillah Dija bisa bersabar menunggu guru dan rombongannya untuk bersama-sama keluar dari sekolah menuju ke halaman depan dimana orang tua berkumpul untuk menjemput anak-anaknya. Dari kejauhan, aku melihat Dija di dalam barisan... terharu rasanya, anakku sudah mau berbaris dengan teman-temannya.
Memasuki minggu ketiga, mulai Senin 22 Juli 2013, Dija sudah mulai banyak kegiatan memperingati bulan ramadhan. Ada acara pengumpulan zakat fitrah, pembagian zakat fitrah, praktik sholat idul fitri, juga buka puasa bersama keluarga di sekolah.
Laporannya menyusul yaa..... postingan ini sudah terlalu panjang, hehehhee
NOTE : postingan untuk kepentingan pribadi, untuk dokumentasi, semoga masih bisa dibaca kelak ketika Dija dewasa.
Aa Fauzan juga pernah kayak Dija lho, nangis di sekolah karena di tinggal ibu.
ReplyDeleteTetap rajin sekolah ya sayang ...
ternyata kita sama-sama sembunyi ya mbak. Semoga Dija gak nangis lagi ya nanti. Aku belum posting tentang Alvin juga nih mbak hari kedua dia agak nangis
ReplyDeleteMissing the story of this girl a lot. Wuah sekarang sudah sekolah yah nak. Ntar om Cipu tungguin deh kalo pas main ke Surabaya hehehehe.
ReplyDeleteSorry hiatus agak lama
Subhanalloh Dijaaaa.....
ReplyDeleteHiks hiks...tante Dewi jadi terharuuu deh....sebenernya pengeeen nemenin dija, kalo tante elsa pas sembunyi...hi hi hi. Tapi kan Dija pinterr....cantikk dehh...jadi jangan nangis lagi ya sayang....semangat2... Ngomong2 dija....mana ya bu gurunya dija yg mirip tante dewi?? yang manis imut dan lucu??....hehehehe
Bilang sama ola Elsa kalo besok2 sdh berani sendiri yaaa.... Dija gitu looooo...
emang butuh proses kok... gpp pelan2 nanti dija pasti mau ditinggal tanpa nangis... :)
ReplyDeleteWaa.. adek cantik uda sekolah.. semoga cepet bisa adaptadi ya cantik :)
ReplyDeletenggak pa pa mbak elsa, insyallah dengan berjalannya waktu dija akan mengerti..insyallah udah nggak nangis lagi saat sekolah dan lebih bersemangat kinan kemarin juga seperti itu..malah utinya tiap hari nunggu di seberang sekolah dihalaman dibawah pohon sawo..utinya malah lebih nggak tega-an lagi lebih protektif dari saya..saya bilang ditinggal aja nggak pa pa biarin nangis itu awal awal aja biar kinan ngerti...nanti juga bakalan biasa fasenya juga seperti itu..tapi utinya nggak mau katanya masih terlalu kecil nggak tega biarin dari seberang sekolah nunggunya asal nampak aja kinan udah seneng jadi dia bisa kesekolah dan masuk kelas dengan tenang...tapi akhirnya lama lama ditinggal juga misal kepasar..misal ada keperluan apa..alhamdulilah udah mau...
ReplyDeleteinsyallah dija pasti bisa..nanti abis libur masuk lagi, awal awalnya kemungkinan besar akan seperti itu, tapi insyallah segera bisa adaptasi...apalagi kalo udah punya teman yang klik..pasti akan menyenangkan buat dija..:) ..*bener banget mbak buat dokumentasi kalopun misalnya nasibnya blog akan terhapus at least cerita per posting bisa kita print dan kita simpan sebagai arsip atau di bendel...semacam jadi diary..jadi ada cadangan hardcopy yang insyallah bisa dibaca kelak ketika anak anak kita dewasa..:)
sun sayang untuk princess dija..:)
sun sayang buat dija..mirip kayak kak rifa tahun lalu nih..tambah pinter ya cantik.. ^_^
ReplyDeletesetelah ini Dija pasti berani ya Nak...Dija kan anak pintar, gak nangis lagi.... nanti buk yang ninggal juga akan jemput kook....
ReplyDeleteih, aku gemes baca yang 'buk jangan ditinggal dong buk!' :)
wiih udah bisa sendiri, udah ndak nangis lagi , eeh itu sepatunya yang merahlucu dija :D
ReplyDeletedija juga nyelengin yaa di celengan ayam :D
Dija...pasti makin lama makin mandiri ya...
ReplyDeleteNamanya juga pertama masuk sekolah besok-besok ga nangis lagi ditinggal sekolah ya cantik
ReplyDeleteoh, dija ternyata di jombang ya rumahnya :D
ReplyDeletesaya juga orang jombang, tapi domisili peterongan :D
semoga dija bisa tumbuh dan berkembang lebih baik dan sesuai dengan harapan si bunda
ayoo Dija sayang, pasti bisa, ayooo.. Dija kan anak pintar, anak manis ;)
ReplyDeletemau kan yaah sekolah sendiri. semangat terus yaah Dija sayaaang :*
Hihihi...seru perjuangan melepas Dija, baca ceritanya Dija dan Mbak Elsa sy sambil bayangin gimana melepas Naufal nanti, hiks.
ReplyDeleteAku belum punya anak, nggak pernah berpengalaman nganterin keponakan ke sekolah hari pertama, tapi aku baca tulisan ini sampek selesai dan terharu. Oh, gini ya rasanya jadi tante yang harus nganterin ponakannya sekolah hari pertama. Pasti rasanya nggak karuan ya, Mbak Elsa. Semoga Dija bisa cepat beradaptasi dengan sekolah ya. Belajar bersekolah, kan merupakan awal dari belajar bermasyarakat..
ReplyDeletejadi teringat pengalaman salah satu kakak Dija di rumah..., sampai dibuatkan sajak sama bu guru
ReplyDeletehelikopter jalannya muter muter
kalau anak pinter diantar sampai pager
eh Dija usul uncle boleh nih.? piye kalau tante Elsa aja yamh jadi bu gurunya, atau tante Elsa bikin aja playgroup di rumah. asyik kan kalau pagi banyak teman-teman di rumah Dija
ReplyDeleteDija pinter kok tapi....
ReplyDeleteWajar kalau nangis kan memang ada di lingkungan baru yg orang-orangnya juga baru....
Dija kok cantik sekali ya...makin mirip tantenya...he he he
Makun pinter Dija...
Masya Allah Dija... kangen kamu, dek.. ^_^
ReplyDeleteNanti saat Dija udah dewasa, Dija bakal tau kalau banyak orang yang sayang banget sama Dija disini..
anak saya dulu mbak, butuh wkt 1 bulan saya duduk di pintu kelasnya. Pernah di tinggal, eh di telpon ama kepseknya. Katanya anak saya udah lemes krn gak brhenti nangis. Oalaaah. . .
ReplyDelete* santi *
Wah, dija cantik sekolahnya di Jombang yah? deket donk sama om. Dulu oom tinggal di ngoronya. Yang rajin ya nak sekolahnya...
ReplyDeleteDija mirip sama bungsuku, pas masuk play group...ibunya sering sembunyi2...
ReplyDeleteTapi seiring waktu pasti berubah kok Tante Elsa, karena baru beradaptasi Dijanya..
Ah, Dija makin cantik, semoga kelak jadi anak cerdas yang membanggakan orang2 yang menyayanginya...
wahh hebat, dija udah ga nangis lagi hihi..
ReplyDeletejadi keingat kynan, tiap ditinggal nangis mulu :p
Jadi pingin segera mengikuti perkembangan Faiz ketika nanti sekolah #nangis enggak ya?
ReplyDeleteDija cantik, semakin pintar ya Nak
Dija pasti bisa kok mandiri, hehehe
ReplyDeletebelum pnya anak.. tetapi ikut senang saat keponakan mulai masuk TK
ReplyDeletelucu dng seragamnya yang masih kebesaran :D
Duh...kebayang susahnya 'melepas' Dija mba El. Semoga besok2 Dija tambah gembira sekolahnya ya
ReplyDeleteWah mbak elsa sangat hebat deh dalam mendidik anak. Sungguh 2 jempol dah yang bisa diberikan untuk mbak elsa.
ReplyDeleteDija cute banget *salah pokus :)
ReplyDeletePasti sedih banget ya Mbak Elsa
InsyaAllah Dija lama2 bisa dilepas sendiri
Aku kok ikut trenyuh ya baca saat2 Dija nangis histeris saat "ditinggalkan" mbak...
ReplyDeleteShasa dulu juga minta ditungguin sih, tapi gak harus di dalam kelas. Boleh nunggu di luar, tapi sebentar2 kepala shasa nengok ke jendela utk melihat bahwa dia tidak ditinggalkan.
Begitulah perjuangan emak2 dalam mengantarkan anak2nya bersekolah pertama kalinya ya mbak.
Sun sayang buat Dija.
yaaa jangan di tinggal tinggal dulu mbak kasian :)
ReplyDeletewaaahh... kenapa aku jadi ikutan terharu ya baca ini. inget masa2 waktu anakku kecil dahulu. dija yang hebat.
ReplyDeleteSedih deh liat pic item putih yg dija mewek itu, kasian . Hehehe
ReplyDeleteMbak Elsa tetap semangat ya, Dija pasti bisa :)
ReplyDeleteargh... manisnya si dijaaaa
ReplyDeletesaya juga pengen bikin blog si kecil kalau nanti sudah punya anak ^^
Kalo di tempat saya ibuknya boleh nunggu di dalam mbak. Tp kalo sudah TK br ndak boleh
ReplyDeleteBener, momen galau itu ketika minggu-minggu pertama anak sekolah. Tapi itulah proses yang harus sama-sama kita lewatin, baik untuk anak, juga ortu. Semangatttt Dijaaaa ;)
ReplyDeleteSalam Kenal :)
Pengalaman anak pertama kali sekolah emang unik dan seru. Waktu Azka dulu malah 3 bln ga bs lepas dr aku, tanganku dipegang erat2. Dari akunya sndr emang belom rela lepas dr Azka. Walhasil setelah 3 bln aku br bisa tega, ninggalin Azka, duduk di bawah pohon, itupun aku nangissss....rasanya gmn gt ya, biasanya ga lepas dr Azka barang semenit, ini hrs pisah 2 jam, rasanya nelongsooo bgt...lebay ya kedengerannya. Tp itu yg aku rasain.
ReplyDeleteBeda waktu Alisha sekolah, hr pertama udah bs ditinggal. Dr aku nya sndr udah siap dan rela ngelepasnya, trus Alisha sndr juga udah ngerti klo sekolah itu ya kayak gt, berpisah sebentar ama mama, main ama bu guru
Jadi ingat saya waktu TK dulu nih hehehe.
ReplyDeleteKeke jg dulu susah bgt ditinggal. Tp gurunya malah blg gak usah dipaksa, temenin aja terus sp dia pelan2 bs ditinggal. Alhamdulilah pelan2 bisa, sih tp sp 3 bulan br bs ditinggal :D
ReplyDeletesemangat terus sekolahnya, ya, Dija :)
Dijanya lucu benernya....
ReplyDeleteWah Kyara juga bakal begini nih..baca tulisan ini kaya udh ngeliat bakal seperti apa nantinya bungsu ku di hari2 pertama sekolahnya.. selain wajahnya mirip kyara juga sosialisasinya sangat kurang .. kalau dirumah tidak pernah bergaul dengan teman2 sebayanya, karena saya kerja jadi hari-hari dengan si mba yg juga ngg mau bergaul..haduuh jadi mangharu biru gini yah hikz...Semangat dan sabar ya tante Elsa..I am one of your silent reader, Blog yg sangat bagus..
ReplyDeleteAlhamduliLLAH, ternyata Dija sudah besar!
ReplyDeletekayaknya baru kmrn ulang tahun yang pertama, sekarang sdh playgroup, subhanaLLAH
Apa kabar Dija?
Mohon maaf tantenya baru sempat main ke sini, sudah lama banget ngga menyapa Dija dan tante Elsa
Kakak Zakiyya sekarang sudah TK A dan abang Rafif sudah masuk SD lho
Semoga tetap menjadi anak yang sholehah, pintar dan ceria
de dja semoga cepat lebih akrab ya sama temenya , biar cepet mandiri
ReplyDeleteMinal Aidzin Walfa Idzin mohon Maaf Lahir Dan Batin...dan Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri ya sobat.....
ReplyDeleteDija makin kece aja ^^
ReplyDeleteMohon maaf lahir bathin :)
Selamat lebaran bagi yang merayakan, selamat liburan bagi yang tidak :D
Gema Takbir Menyapa Semesta,
ReplyDeleteMembesarkan dan Mengagungkan Yang Maha Esa nan Maha Suci,
Bersihkan Hati Kembali Fitri di Hari Kemenangan,
Terkadang Mata Salah Melihat dan Mulut Salah Berucap,
Hati kadang salah menduga serta Sikap Khilaf dalam Berprilaku,
Bila Ada Salah Kata, Khilaf Perbuatan dan Sikap,
Bila Ada Salah Baca dan Salah Komentar,
Mohon Dimaafkan Lahir dan Batin,
Selamat Merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1434 H
Dija selamat lebaran ya, semoga do'a - do'a dan amal ibadahnya diterima. Aamiin
ReplyDeleteOiya dapat uang saku banyak ga nih?
Nanti cerita - cerita ya lebaran silaturahmi kemana aja :)
Dija lucu bangettttt <3 Ih gemesss :3
ReplyDeleteJadi pengen punya adek kaya dija hehehe.
Minal aidin wal faidzin juga ya buat dija, kak elsa, dan keluarga :)
http://febiola-febby.blogspot.com/2013/08/firmoo-international-giveaway-2013.html
hai dijaaa,,
ReplyDeletemasih ingat tante usagi,,
dulu aku pernah menang di lomba menulis surat untuk dija,,
gak nyangka ya dija udah 3 tahun
cantik, pintar,, dan lucu,,,
peluk cium untuk dija,,,
semoga ALLAH selalu menjaga mu ya dekk